Intro Ceritanya

Habis note yang aku kirim ke Astha waktu itu, dia bales di room chatku “apa sin ?” (read : chat pertama dia ke aku) di jam 19.33 WIB. Dan aku baru sadar kalau hpnya dia itu BB dan nggak bisa dibuka lewat hpnya dia. Yaudah aku bales aja kalau aku itu buatin note terus mengingatkan juga buat nahan jempolnya waktu chat di grup pleton. Dan tiba-tiba aku pinter banget double chat dengan tanya Astha itu sekelas sama Kuntadi apa enggak zzz, betapa suwungnya aku. Percakapan malam setelah aku memberanikan diri chat duluan waktu itu bikin jantungan. Sumpah nggak tau malu banget chat duluan dan takut kalau chat selanjutnya bakalan garing.

Ekspetasiku ternyata salah. Setelah itu nggak tau kenapa kita jadi asyik gitu ngikutin dari alur chat pertama kita. Itu semua berkat Bangkit. Soalnya dengan aku menyebut namanya si Astha jadi bully aku gitu. Dikiranya dia aku dan Bangkit ada hubungan sesuatu yang spesial. Padahal sebenarnya aku dan Bangkit dari pertama kali chat pertama kali kenal udah jadi sahabat.

Dari situ Astha bahas kegokilan Bangkit dan tanya kenapa Bangkit bisa jadi orang yang sangat konyol, gokil, freaklah, dan bikin geli yang pernah kita –aku dan Astha- temui secara langsung. Setelah itu dia tanya apakah aku dan Bangkit sekelas atau seprodi di jurusanku. Fyi, aku prodi D4 – Teknik Perawatan dan Perbaikan Gedung sedangkan Bangkit D3 – Konstruksi Sipil. Dan habis itu Astha kasih tau aku kalau dia ternyata prodi D3 – Teknik Mesin –idaman banget yaaa hahaha- kelas D.

Lama kelamaan dia jadi tanya banyak tentang aku. Dan aku pun sebaliknya (read : aku lebih banyak nanya). Mulai dari bahas temen SMA dia yang satu kelas sama aku. Dia namanya Royan. Terus bahas masa SMA kita semua.

Waktu itu juga di chat kita pun bahas soal grup pleton yang brisik dan bikin ngakak. Dan dia cerita tentang Bangkit, dia chat gini. “kamu ngga tau kelakuannya bangkit kalo baris didepan ok wkwk. kalo bahas cewek kuplak dia, celananya sobek tau ? pertama kali senam, celananya pas jongkok sobeh—sobek maksudnya- dari perempatan jaitan bokong sampe kebelakang, aku belakange nahan ketawa sampe keringeten wkwkwkwk”. Dan chat itu yang membuat perutku kaya keplintir campur kram gitu gara-gara kebanyakan ketawa. Nggak bisa bayangin kalau aku lihat langsung waktu celananya Bangkit sobek.

Orang-orang di grup pleton yang selalu dibully dan dijadikan bahan ketawa itu Astha, Bangkit, dan Gio. Dan mereka semua membuatku cinta dengan pletonku waktu itu. Grup nggak pernah sepi orang-orangnya nggak pada punya jaim. Kayanya kalau dijelasin lewat tulisan susah. I can’t describe in here all of them. Rejeki dari Tuhan buat aku pokoknya.

Chatnya dilanjutin hari berikutnya. Jadi si Astha aku ceritain kalau Bangkit setiap ketemu sama aku kalau dia bikin aku nggak kontrol ketawanya pasti aku cubit. Astha-nya malah nyuruh aku jadi ibu kos-kosan aja –galak katanya-, padahal aku kalau nyubit orang artinya perhatian, soof. Seperti biasa orang-orang yang bikin onar keluar grup dan beraksi. Dan membuatku memiliki perut yang eight-pax gila. Langsing beneran aku waktu itu gara-gara kebanyakan ketawa.

Ohiya, Astha cerita kalau sebenarnya dia nggak mau kuliah. Soalanya dia awalnya pengen masuk kedinasan tapi gagal. Dan rencananya mau daftar lagi di tahun 2017, katanya.

Di grup lagi pada bahas cewek cantik yang namanya Hanifah. Dia dari pleton sebelah waktu LDK. Bikin rebutan gitu sampai nama grup pleton yang semula “Pleton 15” jadi “Hanifah Fans Club”. Dan yang cewek-cewek penghuni grupku pada nggak terima dan langsung ganti nama grupnya. Tapi lagi-lagi yang cowok-cowok pada ganti lagi gitu terus sampai bosan. Nah ternyata Astha salah satu cowok yang nggak terlalu suka sama si Hanifah ini. Malah dia minta aku buat nyari cewek cantik yang bisa dibahas di grup pleton.

Dan akhirnya aku kasih tau dia temen di jurusanku yang namanya Viona Amanda. Astha minta foto Viona ke aku, ya akhirnya aku kasih kirim. Ternyata Viona ini adalah orang yang pernah jadi pasangan Astha waktu makan siang LDK. Dan dia langsung bilang “kenapa gingsul pasti manis ya (?) wkwk”. No comment kalau tentang ini. Karena sesungguhnya aku adalah orang yang nggak punya gingsul. Bukannya iri atau gimana lho ya. Dari situ aku kaya nyomblangin Astha sama Viona gitu. Walaupun sebenarnya aku nggak tau status Astha itu apa. Tapi setelah itu juga aku tau kalau ternyata Astha adalah JOMBLO. Dia bilang “nyepak nyepik wae kuliahe kapan wkwk”. Terus dia cerita kalau dia sebagai laki itu malah sering disepik sama cewek. Parah kan berarti dia tergolong orang ganteng sebenarnya (mungkin).

Kemudian si Astha tanya tentang Yuan. Yuan itu temen pletonku, partner sekamar dengan Bangkit, satu kelas juga (otomatis satu prodi dan jurusan ya), dan ternyata temenan sejak TK (otomatis tetangga lah). Sampai-sampai memang mereka udah kaya saudara gitu. Malah si Astha ini khawatir kalau Bangkit dan Yuan sering-sering jadi satu malah jadi nggak bener—saking absurdnya Bangkit- hahaha. Kekhawatiran yang sangat tidak berfaedah. Padahal aku, Bangkit, dan Yuan udah sering kumpul bareng. Tapi ya aku tetep kuat hati biar nggak ikutan gila kaya mereka hahaha. Dan fyi, Yuan, aku, dan Bangkit adalah serangkaian manusia yang bertemu dan jadi saudara-saudaraan gitu. Kakak-adek berdasarkan tanggal lahir. Kita punya banyak kesamaan.

Yang pertama kita sama-sama anak terakhir. Fakta yang selanjutnya kita adalah Manchunian (MU fans club). Lalu kita bertiga suka acara smackdown dari kecil, ini kebetulan yang sangat edan bagi aku. Dan inilah kebiasaan kita bertiga kalau udah kumpul jadi satu di kos mereka berdua. Satu HP dikorbankan paket datanya buat nonton smackdown di YouTube.

Kesamaan yang lainnya akan aku ceritakan di cerita yang selanjutnya. Tapi kali ini aku bakal cerita kesamaanku sama Bangkit. Kita berdua sama-sama anak yatim, udah nggak ada bapak. Terus ditambah lagi kita punya satu kakak yang udah punya satu anak (ponakan kita). Kita kalau tidur kakinya suka jegang. Mulai dari hal-hal sederhana aja aku sama Bangkit banyak kesamaan. Kaya cara megang gunting. Nggak tau kenapa ini aku lupa sama kesamaan kita uuu sedih. Padahal kalau dihitung-hitung—soalnya pernah hitung beneran- lebih dari 30 hal kesamaan di diri kita. Seiring berjalannya cerita blogku kalau aku inget sesuatu pasti bakal aku tulis hahaha (nggak penting banget).

Yuan Herdianto, Sintya Arifah, Bangkit Adi
Nunggu mie ayam bareng.

You Might Also Like

0 Comments