A WHITE QUOKKA: September 2016

Jalan-Jalan

Gedong Songo 2016

Sita Sabrina, Sintya Arifah at Gedong Songo

http://instagram.com/sintyarifah

Note : Berat badan (masih) 47 kg, miss af.

Jalan-jalan bareng sama sebagian anak pleton 15 ke Gedong Songo, Bandungan (lagi). Sebagian besar dari mereka kan dari luar Kota Semarang. Jadi mereka minta sama aku buat jadi tour guide mereka (lagi) jalan-jalan daerah rumah yang bisa dijadikan destinasi yang menarik. I take little bit moments at that time.

Waktu itu perjalanan pakai motor aku diboncengin Andre Dwi, pakai motor dia juga. Sepanjang perjalanan menuju Gedong Songo Andre cerita banyak banget. Cerita tentang mantan pacarnya. Lalu cerita tentang dia ternyata lulus SMA di tahun 2015 dan baru kuliah di tahun 2016. Kemudian cerita juga tentang pacarnya yang sekarang. Cerita tentang masa kuliahnya, cerita tentang keluarga terutama ibunya, cerita tentang guru SMA-nya, dan lain lain. Dia orangnya asyik, agak lucu dikit, seru, dan lembut (nada bicaranya). Ya sometimes ngomong saru lah hahaha namanya juga anak laki.

Di Gedong Songo cuman jalan sampai candi ke-5 kalau nggak salah. Habis itu balik lagi turun soalnya waktu itu aku inget banget. Engkel kaki kiri aku kesleo barusan ketabrak cagak depan rumah di hari sebelum perginya itu, parah cerobohnya.

Pahlawan logistik (jajan) waktu itu si Sita. Dia banyak beli minum, cemilan, gorengan, dan lain-lain. Baik banget serius dia. Dia yang mengajukan sendiri kalau dia yang bakal ngelogistikin kita semua. Thank you so much, Sita.

Karena mereka semua lapar. Dan bingung mau makan dimana. Terus aku mengajukan pendapat buat mereka. Gimana kalau makannya di rumah aku aja. Soalnya rumahku deket sama Gedong Songo-nya. Terus mereka semua setuju. Makan gratis.

Siang menjelang sore kita pulang ke rumahku. Perjalanan ke rumah sekitar setengah jam kurang. Sesampai mereka di rumah yang mereka lakukan itu tiduran (pada heran rumahku adem, atas gunung soalnya). Sambil nunggu mama masak.

Selesainya mama masak kita semua makan. Dilanjutkan tiduran lagi sama share-share foto gitu. Sekitar jam 5 sore mereka siap-siap pulang ke kos masing-masing. Kecuali Sita, dia pulang ke rumahnya soalnya dia asli Semarang. Dan selesai.

Waktu mereka pulang, kebetulan Astha chat juga. Dia kaya agak marah gitu soalnya nggak aku ajak. Padahal aku aja juga nggak tau. Tiba-tiba temen-temen pada samper aku di rumah. Soalnya Andre, Dzuriyat, Sita, dan Shoqi emang udah pernah ke rumah sebelumnya. Jadinya buat yang kali ini mereka ke rumah tanpa aku jemput.

September 18, 2016

0 Comments

Keset X-Genk

Intro Ceritanya

Habis note yang aku kirim ke Astha waktu itu, dia bales di room chatku “apa sin ?” (read : chat pertama dia ke aku) di jam 19.33 WIB. Dan aku baru sadar kalau hpnya dia itu BB dan nggak bisa dibuka lewat hpnya dia. Yaudah aku bales aja kalau aku itu buatin note terus mengingatkan juga buat nahan jempolnya waktu chat di grup pleton. Dan tiba-tiba aku pinter banget double chat dengan tanya Astha itu sekelas sama Kuntadi apa enggak zzz, betapa suwungnya aku. Percakapan malam setelah aku memberanikan diri chat duluan waktu itu bikin jantungan. Sumpah nggak tau malu banget chat duluan dan takut kalau chat selanjutnya bakalan garing.

Ekspetasiku ternyata salah. Setelah itu nggak tau kenapa kita jadi asyik gitu ngikutin dari alur chat pertama kita. Itu semua berkat Bangkit. Soalnya dengan aku menyebut namanya si Astha jadi bully aku gitu. Dikiranya dia aku dan Bangkit ada hubungan sesuatu yang spesial. Padahal sebenarnya aku dan Bangkit dari pertama kali chat pertama kali kenal udah jadi sahabat.

Dari situ Astha bahas kegokilan Bangkit dan tanya kenapa Bangkit bisa jadi orang yang sangat konyol, gokil, freaklah, dan bikin geli yang pernah kita –aku dan Astha- temui secara langsung. Setelah itu dia tanya apakah aku dan Bangkit sekelas atau seprodi di jurusanku. Fyi, aku prodi D4 – Teknik Perawatan dan Perbaikan Gedung sedangkan Bangkit D3 – Konstruksi Sipil. Dan habis itu Astha kasih tau aku kalau dia ternyata prodi D3 – Teknik Mesin –idaman banget yaaa hahaha- kelas D.

Lama kelamaan dia jadi tanya banyak tentang aku. Dan aku pun sebaliknya (read : aku lebih banyak nanya). Mulai dari bahas temen SMA dia yang satu kelas sama aku. Dia namanya Royan. Terus bahas masa SMA kita semua.

Waktu itu juga di chat kita pun bahas soal grup pleton yang brisik dan bikin ngakak. Dan dia cerita tentang Bangkit, dia chat gini. “kamu ngga tau kelakuannya bangkit kalo baris didepan ok wkwk. kalo bahas cewek kuplak dia, celananya sobek tau ? pertama kali senam, celananya pas jongkok sobeh—sobek maksudnya- dari perempatan jaitan bokong sampe kebelakang, aku belakange nahan ketawa sampe keringeten wkwkwkwk”. Dan chat itu yang membuat perutku kaya keplintir campur kram gitu gara-gara kebanyakan ketawa. Nggak bisa bayangin kalau aku lihat langsung waktu celananya Bangkit sobek.

Orang-orang di grup pleton yang selalu dibully dan dijadikan bahan ketawa itu Astha, Bangkit, dan Gio. Dan mereka semua membuatku cinta dengan pletonku waktu itu. Grup nggak pernah sepi orang-orangnya nggak pada punya jaim. Kayanya kalau dijelasin lewat tulisan susah. I can’t describe in here all of them. Rejeki dari Tuhan buat aku pokoknya.

Chatnya dilanjutin hari berikutnya. Jadi si Astha aku ceritain kalau Bangkit setiap ketemu sama aku kalau dia bikin aku nggak kontrol ketawanya pasti aku cubit. Astha-nya malah nyuruh aku jadi ibu kos-kosan aja –galak katanya-, padahal aku kalau nyubit orang artinya perhatian, soof. Seperti biasa orang-orang yang bikin onar keluar grup dan beraksi. Dan membuatku memiliki perut yang eight-pax gila. Langsing beneran aku waktu itu gara-gara kebanyakan ketawa.

Ohiya, Astha cerita kalau sebenarnya dia nggak mau kuliah. Soalanya dia awalnya pengen masuk kedinasan tapi gagal. Dan rencananya mau daftar lagi di tahun 2017, katanya.

Di grup lagi pada bahas cewek cantik yang namanya Hanifah. Dia dari pleton sebelah waktu LDK. Bikin rebutan gitu sampai nama grup pleton yang semula “Pleton 15” jadi “Hanifah Fans Club”. Dan yang cewek-cewek penghuni grupku pada nggak terima dan langsung ganti nama grupnya. Tapi lagi-lagi yang cowok-cowok pada ganti lagi gitu terus sampai bosan. Nah ternyata Astha salah satu cowok yang nggak terlalu suka sama si Hanifah ini. Malah dia minta aku buat nyari cewek cantik yang bisa dibahas di grup pleton.

Dan akhirnya aku kasih tau dia temen di jurusanku yang namanya Viona Amanda. Astha minta foto Viona ke aku, ya akhirnya aku kasih kirim. Ternyata Viona ini adalah orang yang pernah jadi pasangan Astha waktu makan siang LDK. Dan dia langsung bilang “kenapa gingsul pasti manis ya (?) wkwk”. No comment kalau tentang ini. Karena sesungguhnya aku adalah orang yang nggak punya gingsul. Bukannya iri atau gimana lho ya. Dari situ aku kaya nyomblangin Astha sama Viona gitu. Walaupun sebenarnya aku nggak tau status Astha itu apa. Tapi setelah itu juga aku tau kalau ternyata Astha adalah JOMBLO. Dia bilang “nyepak nyepik wae kuliahe kapan wkwk”. Terus dia cerita kalau dia sebagai laki itu malah sering disepik sama cewek. Parah kan berarti dia tergolong orang ganteng sebenarnya (mungkin).

Kemudian si Astha tanya tentang Yuan. Yuan itu temen pletonku, partner sekamar dengan Bangkit, satu kelas juga (otomatis satu prodi dan jurusan ya), dan ternyata temenan sejak TK (otomatis tetangga lah). Sampai-sampai memang mereka udah kaya saudara gitu. Malah si Astha ini khawatir kalau Bangkit dan Yuan sering-sering jadi satu malah jadi nggak bener—saking absurdnya Bangkit- hahaha. Kekhawatiran yang sangat tidak berfaedah. Padahal aku, Bangkit, dan Yuan udah sering kumpul bareng. Tapi ya aku tetep kuat hati biar nggak ikutan gila kaya mereka hahaha. Dan fyi, Yuan, aku, dan Bangkit adalah serangkaian manusia yang bertemu dan jadi saudara-saudaraan gitu. Kakak-adek berdasarkan tanggal lahir. Kita punya banyak kesamaan.

Yang pertama kita sama-sama anak terakhir. Fakta yang selanjutnya kita adalah Manchunian (MU fans club). Lalu kita bertiga suka acara smackdown dari kecil, ini kebetulan yang sangat edan bagi aku. Dan inilah kebiasaan kita bertiga kalau udah kumpul jadi satu di kos mereka berdua. Satu HP dikorbankan paket datanya buat nonton smackdown di YouTube.

Kesamaan yang lainnya akan aku ceritakan di cerita yang selanjutnya. Tapi kali ini aku bakal cerita kesamaanku sama Bangkit. Kita berdua sama-sama anak yatim, udah nggak ada bapak. Terus ditambah lagi kita punya satu kakak yang udah punya satu anak (ponakan kita). Kita kalau tidur kakinya suka jegang. Mulai dari hal-hal sederhana aja aku sama Bangkit banyak kesamaan. Kaya cara megang gunting. Nggak tau kenapa ini aku lupa sama kesamaan kita uuu sedih. Padahal kalau dihitung-hitung—soalnya pernah hitung beneran- lebih dari 30 hal kesamaan di diri kita. Seiring berjalannya cerita blogku kalau aku inget sesuatu pasti bakal aku tulis hahaha (nggak penting banget).

Yuan Herdianto, Sintya Arifah, Bangkit Adi

Nunggu mie ayam bareng.

September 14, 2016

0 Comments

Curhat

Rejeki Terindah

Aku adalah salah satu mahasiswi Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Semarang tahun 2016. Waktu aku proses jadi maba—mahasiswa baru- di sana, yang harus aku lakukan adalah masa LDK, WaRNA, Pesima –anggep aja itu semua namanya ospek pada umumnya- sebagai syarat buat jadi mahasiswa sana. Dan ini saatnya aku mulai cerita.

22 Agustus 2016

LDK itu Latihan Dasar Kedisiplinan. Aku sempet mikir dari SD aku taunya LDK itu Latihan Dasar Kepemimpinan. Tapi nggak tau kenapa kalau di kampusku bisa jadi Kedisiplinan. Sampai sekarang aku juga belum tau kok bisa jadi gitu. Yasudahlahya, terserah institusinya juga mau kasih nama apa. LDK di kampusku itu dibagi jadi beberapa kompi dan kompi itu sendiri ada beberapa pleton. Dan aku masuk barisan Pleton 5 Kompi B atau biasanya disebut pleton 15. Waktu itu anggotanya sekitar 70 maba.

Hari itu hari Senin. Semua maba disuruh berangkat pagi dan kumpul di lapangan hijau kampus. Aku waktu itu berangkat bareng sama temen-temen satu kosku. Kalau dari kosku jarak kosku sekitar 200 meter mungkin. Jadi aku pagi itu jalan kaki buat kesananya.

Waktu udah sampai lapangan hijau dan mbak-mbak kating—kakak tingkat- membagi kami maba yang barusan datang masuk barisan-barisan yang dibatasin ada celahnya gitu. Ternyata celah itu tanda perbedaan antarpleton. Awalnya aku nggak kenal sama temen-temen pletonku sama sekali. Aku cuman ngenalin temen dari satu kosku dan satu orang lagi namanya Sazkia. Sazkia ini anak satu kelas prodi aku. Jadinya aku udah kenal soalnya udah pernah meet up sebelumnya.

Hari itu dateng ke technical meeting masih pakai baju bebas. Seharian kumpul di lapangan hijau. Dan aku masih inget banget. Dari pagi sampai siang sekitar jam 1 gitu dipanas-panasin, gila. Kira-kira 1.500 maba dijemur di situ. Habis pada ditentuin masuk pleton berapa kompi apa. Habis itu disuruh milih ketua pleton, buat yel-yel pleton gitu, perkenalan yang diwajibkan untuk setiap maba untuk tau nama saudara-saudaranya –nggak mungkin kan dalam waktu sehari itu ngehafalin orang banyak segitu- dan minimal kenal tau nama panggilan temen-temen satu pleton. Pikir aku ya gila banget. Ya sebagai manusia tetep berusaha aja buat ngehafalin walaupun cuman dikit orang yang aku kenal waktu itu. Yaudah waktu hari itu pokoknya aku ngerasa agak kesiksa dikit, soalnya aku waktu itu pakai celana jeans hitam. Sumpah panas banget. Nggak bisa melek gara-gara silau panas matahari juga.

Waktu itu kebetulan aku dipesenin gitu sama dantonku –komandan pleton semacam pengasuh pleton- disuruh buat grup gitu di LINE. Waktu jadi maba, semua maba nggak boleh manggil danton jadi mbak, kak, bro, coy dan lain-lain. Harus manggil Danton *(namanya), dan dantonku namanya Danton Anita. Dihukum soalnya kalau semisal salah manggil. Dan aku rencananya sepulang dari technical meeting itu terus buat grup pleton.

Sampai kos aku nyari dulu itu id LINE dantonku lewat kating favorit di jurusanku. Sekalian chat-chatan gitu biar akrab. Dan akhirnya aku dapet. Dan yaudah habis itu aku chat dulu dantonku blablabla. Terus habis itu aku buat semacam kaya broadcast. “Yang berasa Pleton 5 Kompi B tolong pc aku ya” kira-kira gitu aku ngebcnya. Aku kirimin ke grup jurusanku dan aku nemuin enam orang di jurusanku. Yaudah sih aku masukin dulu aja mereka sama dantonku itu walaupun belum lengkap dan belum banyak. Waktu awal-awal sih di grup itu bahasnya cuman perlengkapan apa aja yang dibawa buat esoknya gitu. Masih pada polos –alias belum keluar aslinya- dan masih pada jaim.

23 Agustus 2016

Keesokan harinya LDK yang sesungguhnya. Waktu itu masih suruh pakai kemeja putih, celana non jeans hitam, berdasi dan lain-lain. Soalnya pagi itu dibuka sama upacara dari direktur beserta jajarannya gitu. Dimana pagi-pagi banget dari jam setengah 7 harus udah sampai lapangan hijau kalau nggak salah –soalnya aku berangkatnya dari kos jam 5 sih jadi nggak mikir dan nggak bakal telat kalau berangkatnya jam segitu- padahal itu bagiku udah berangkat gasik banget masih disuruh lari sama Menwa –Resimen Mahasiswa semacam kalau aku nyebutin tentara kampus gitu- mulai dari waktu aku baru di tepi jalan raya sampai ke lapangan pusat nggak dibolehin jalan dan emang harus lari. Dengan teriakan “Maba, lari maba!” apalah dayaku tetep harus nurut dan harus lari. Tapi tiap aku disuruh lari aku cuman jogging aja sih, asalkan nggak jalan santai aja. Biar nggak capek sih, dan aku juga nggak suka lari aja dari SD soalnya.

Fyi, waktu aku sebelum LDK itu berat badan aku masih 47 kg. Aku lari mau sejauh apapun kayanya aku masih kuat gitu nggak kaya sekarang, pernah sampai 56 kg soalnya setelah LDK itu. Ketahuilah aku adalah orang yang nggak bisa keringetan di badan sebelum LDK. Yang bisa keluar keringet cuman di telapak tangan sama telapak kaki aja. Betapa enggak sehatnya aku. Tapi bagiku sih tetep sehat aja. Cuman orang lain aja yang bilang kalau orang yang nggak bisa keringetan itu nggak sehat.

Upacara dimulai. Dan barisannya itu disuruh per prodi jurusan dulu gitu. Yaudah aku lari sama si Sazkia buat nyari barisan jurusanku. Dan sungguh demi apa itu padahal masih pagi tapi upacaranya lama banget dan cuacanya panaasss banget serius dan akhirnya aku pingsan. Aku dilariin ke RSB –Rumah Sakit Bayangan- sama tentara-tentara dan KSR kampus. Dan seinget aku, aku itu habis pingsan ngga dibolehin balik lagi ke barisan. Ya di dalem hati aku ya aku bersyukur aja nggak capek nggak panas-panasan gitu.

Tiba-tiba habis upacara pembukaan selesai ada suara kaya backsound perang gitu, ada suara drum ada suara tembakan pistol dan teriakan-teriakan tentara yang bimbing LDK disuruh merayap. Dalam hati aku di luar temen-temenku pada kotor-kotoran dan sumpah yang dipakai kemeja sama jilbab putih soalnya, sedangkan aku enak-enakan duduk sama tidur di RSB. Yaudah aku sama temen-temenku yang pingsan lainnya disuruh tenang sama mbak-mbak KSR nya. Aslinya aku kepo waktu ada backsound perang gitu temen-temenku pada ngapain dan gimana ya. Aku pengen liat lewat kaca jendela RSB. Tapi malah dilarang yang jaga RSB. Yaudah aku nggak jadi berdiri buat lihat keluar.

Aku disuruh istirahat tidur sampai jam makan siang. Maba lainnya –yang nggak pingsan atau yang bener-bener sakit- pada makan di parkiran elektro sedangkan aku makan di RSB. Sehabis makan aku dibolehin balik ke lapangan sih asalkan di tempat yang teduh, yaudah habis makan aku sholat dzuhur terus ku pindah tempat di RSD –Rumah Sakit Darurat- tempatnya di belakang para maba berpanas-panasan dan di bawah pohon-pohon. Di sana aku cuman lihat-lihat aja sambil duduk kenalan sama temen-temenku yang pada sempet pingsan ataupun asli sakit.

Habis itu jam 2 kayanya aku udah diijinin ikut gabung sama barisan pletonku. Kegiatannya habis itu PBB. Pletonku PBB nya di lapangan basket kampus. Yaudah dari itu sampai waktunya pulang aku ikut kegiatan LDK.

Habis LDK hari itu selesai, maba yang belum dapet seragam –kaos dan training LDK- suruh antre gitu di kantin Tata Niaga buat ngedapetin seragam itu buat dipakai esok harinya. Waktu ngantre, aku ketemu sama temen pletonku namanya Sita. Nah waktu ngantre lama banget itu aku ngomong sama dia tentang grup pleton. Yaudah diwaktu yang sangat senggang itu aku sama si Sita ngeinvite temen-temen pletonku yang sebelumnya mereka udah nulis di selembar kertas. Aslinya sih itu tugasku, tapi dibantu sama si Sita. Alhamdulillah aja gitu udah ada satu temen pleton yang deket dan baik banget orangnya.

Habis temen-temenku udah pada di invite, grup yang aku buat jadi nambah terus itu anggotanya jadi rame banget pada bahas barang-barang yang dibawa esok harinya. Waktu itu kayaknya bahas roti dengan merk hewan gitu, dua koala namanya. Sumpah aneh-aneh banget nyuruhnya.

24 Agustus 2016

Itu hari Rabu, ya seperti biasa lah LDK dipanas-panasin gitu di lapangan hijau. Dan alhamdulillah aku nggak pingsan lagi. Dan sampai hari itu aku kenal sama temen-temenku ya cuman beberapa aja, mungkin 5% aja yang aku kenal. Cuman orang sekeliling barisanku aja. Yaudah sih ya aku juga udah lupa waktu hari itu aku ngapain aja hehehe.

Oh iya, waktu itu Wakaprov –Wakil Kepala Provost Resimen Mahasiswa- gemesin banget waktu ngehukum maba yang nggak bawa dan nggak sesuai buat nama roti basah dengan merk dua koala itu nggak sesuai sama yang disarankankan. Aku jadi salah satu maba yang disuruh maju fyi hahaha. Dan aku jongkoknya di samping mimbar yang buat Wakaprov berdiri gitu deket banget bisa lihat wajahnya yang imut sama ganteng. Ya sekedar info aja aku sama itu Wakaprov cuman sekedar kagum karena dia imut. Nggak kepengen jadi pacarnya juga. Serius.

25 Agustus 2016

Hari itu adalah hari Kamis. Aku mencoba buat ngehafalin satu persatu temen-temen pleton aku. Kadang aku udah kenalan pun aku lupa lagi –kalau nggak ngliatin nametag serius aku lupa beneran-, ya apalah daya aku hanya mengandalkan nametag mereka gitu. Kalau nametag mereka ketutup dikit aja aku udah nggak bisa kenal nama mereka. Dan tau nggak sih, kebanyakan nametag mereka nggak dilaminating dan letoy gitu. Jadi sering ketekuk bikin nggak kelihatan.

Aku biasanya sih tiap dantonku ngeabsensi pletonku aku perhatiin. Setiap nyebutin nama gitu aku lihat dimana posisi temenku itu. Ya kadang nama di nametag mereka ngga sesuai sama nama depan mereka. Semisal contoh Muhammad Ramadhani Iskhaq, tapi di nametag nya bertuliskan ‘DHANI’. Kan ya susah lagi aku ngehafalnya. Ya tapi alhamdulillah ada peningkatan sih dari hari sebelumnya. Kebanyakan aku kenalnya itu yang cerewet-cerewet, yang punya kelebihan apa gitu, yang ganteng-ganteng, yang cantik-cantik, sama yang aktif-aktif gitu. Tapi aku heran. Ada bahkan banyak yang ganteng tapi ada yang nggak aku kenal.

26 Agustus 2016

Ini hari Jumat, aku kira itu adalah hari dimana LDK itu akan menjadi hari terakhir. Tapi ternyata masih ada hari Sabtu untuk LDK nya, ya Allah ya Tuhan-ku. Ada yang bilang sih dulu kampusku itu kalau LDK waktunya sebulan dan itu di tempat didikan tentara beneran. Gila banget aku mikirnya. Aku yang cuman 4 hari aja udah mau KO sedangkan maba awal-awal kampusku dulu LDK nya sebulan lamanya. Mantap banget pada strong gitu mabanya.

Dan aku ngira LDK di hari Jumat itu bakal pulang gasik gitu sebelum waktu sholat jumatan dimulai, tapi itu enggak coba. Sama aja pulangnya sorean. Dalam hati aku, aku cuman mikir bakal kuat-kuatin sampe hari Sabtu. Keburu kepengen pulang rumah soalnya ya Allah. Aku nggak inget hari itu ngapain aja, yang aku inget hari itu tu kaya prepare buat hari Sabtu buat lomba antar kompi gitu.

Oh iya, sebenarnya sih di grup pleton aku udah rame gitu kesehariannya. Pada bahas tentang LDK dan lain-lain. Tapi sayangnya aku ngga ikut nimbrung gara-gara aku nggak ada paket internet dan wifi kos belum bener. Ya agak nyesel sih waktu itu nggak paketan. Soalnya pas hari Jumat malam Sabtu itu lagi pada bahas tugas apa aja yang bakal dibawa hari Sabtu. Dan ternyata temen-temenku pada nitip minta tolong sama salah satu temen pleton aku buat ngeprintin foto disuruh sama danton gitu. Disuruh foto se-alay mungkin, diprint, dan dikumpulkan waktu hari Sabtu nya. Nah aku kan nggak paketan itu, yaudah jadinya aku nggak ngumpulin keesokan harinya. Cuman ngumpulin folio gitu. Isinya kesan pesan buat LDK, buat kampusku, buat pembimbing pleton, buat danton pleton dan lain-lain.

27 Agustus 2016

Hari ini adalah hari terakhir LDK. Aslinya sih aku nggak seneng juga. Soalnya bener kata kating favorit aku yang sebelumnya udah pernah bilang. Kalau LDK itu asyik banget. Nggak bakal nyesel kalau ikut LDK dibuat seneng. Aku selama 5 hari LDK itu ya failedku cuman di hari Selasa itu sih. Kok ada acara pingsan segala. Tapi setelah itu aku ngerasa aku adalah orang yang paling semangat waktu LDK hahaha. Udah suara cempreng sendiri tapi keras sendiri, suka cerewet kalau di dalam barisan yang pada nggak rapi. Terutama yang laki-laki barisan depanku gitu suka aku teriakin biar pada sadar kalau barisannya miring atau nggak lurus. Suka cerewet kalo pada waktu istirahat di tempat tapi tangan kaki sama posisi badan pada nggak bener. Dan kadang aku suka dijailin sih sama anak laki barisan belakang gara-gara saking cerewetnya aku.

Pagi itu disuruh ngumpulin foto sama folio. Nah aku kan nggak bawa foto itu, yaudah aku bilang ke dantonku jujur kalau aku itu nggak bawa dengan alasan nggak tau sama informasinya dan nggak paketan. Ya nggak dimarahin sih. Tapi disuruh nyusulin ngumpulin sendiri ke danton. Ya agak lega gitu soalnya nggak kaya biasa waktu itu. Biasanya galak judes. Tapi waktu itu dantonku agak ramah dikit dan nggak judes. Juga sempet ngeluarin lesung pipitnya.

Ini dia yang pengen aku tulis. Pagi itu karena pada sibuk masukin folio ke dalam amplop, terus ada yang sibuk bagiin titipan foto. Nah ketua pletonku –Gio namanya- deketin ke barisanku sambil minta tolong gitu. Yaudah aku bantuin dia, dia ngumpul-ngumpulin yang udah selesai dimasukin ke amplop. Terus si Sita bantuin bagiin amplop, si Ivana bantuin bukain foto-foto diambilin satu persatu gitu dari plastiknya –kan dititipin ke temenku yang namanya Nima itu foto temen-temenku- termasuk yang pada belum dateng waktu pagi itu. Dan karena brisiknya maba-maba Polines pagi itu terus diinstruksiin buat pada kembali ke barisan. Dan waktu itu pada bingung semua soalnya belum beres folio sama fotonya.

Nah tiba-tiba waktu Gio mau balik ke barisannya –paling depan sendiri barisan dia- dia langsung ngasih aku satu plastik foto milik salah satu maba pletonku dan aku nggak kenal siapa dia waktu itu. Dan ketua pletonku dari barisanku itu ngasihin foto temenku itu, dia langsung lari kenceng banget gara-gara udah diinstruksiin buat balik ke barisan kan. Nah aku langsung teriak “Hey, ini fotonya siapa? Ini bukan foto aku”. Nah gara-gara Gio seakan-akan nggak tanggung jawab nggak mau bawain itu foto jadinya aku liatin itu foto.

Di foto orang itu keliatan ada nametag pemiliknya, tulisannya ASTHA. Habis itu aku lari ke depan sambil teriak “Astha mana Astha?” Temen-temenku yang barisan depan yang laki-laki pada bilang “Nggak ada, di belakang mungkin”. Habis itu aku lari ke barisan belakang dan ngulangin teriak lagi “Astha mana Astha?” Dan sama aja jawaban temen-temen pletonku yang di belakang pada bilang “Nggak ada, di depan mungkin.” Aku waktu itu batin aja ini orang mana sih ya, apa berangkat telat atau gimana. Yaudah aku balik lagi ke barisanku duduk sila di atas rumput.

Terus di foto itu aku liatin yang pertama aku liatin itu alisnya. Dalem hati aku, buset ini orang alisnya ngetril gitu ya. Terus aku lanjut liatin matanya. Agak sipit dan tajem berbinar agak gimana gitu sih. Terus aku liatin kepalanya. Ya kaya maba kampusku pada umumnya lah botak gitu. Aku mikir Astha itu orangnya yang mana. Kok aku selama LDK ini nggak pernah denger nama itu. Terus aku liatin terus itu foto kok aku juga nggak pernah lihat ini orang, ini orangnya –sumpah aku waktu itu penasaran banget sama dia- yang mana sih. Terus temenku si Ivana ini juga kepo sama orang yang ada di foto.

Waktu itu lagi diabsen gitu pletonku sama dantonku. Dipanggil satu persatu kan urut abjad gitu kan ya. Nah aku perhatiin dantonku waktu ngeabsen. Kan barisanku agak di tengah gitu dan dantonku berdirinya di sekitarku gitu aku perhatiin terus pokoknya. Setiap ada maba laki-laki yang dipanggil mesti aku perhatiin. Nah waktu mau sampai akhir absen maba Astha itu nggak ada. Ya Allah aku merhatiin dari awal serius banget tapi nggak nemuin si Astha yang mana. Yaudah aku coba tanya langsung aja sama dantonku. “Danton, ijin bertanya. Maba Astha itu yang mana ya, Danton?” dan betapa mengejutkannya jawabannya “Maba Astha itu maba Calvin.” Dan ternyata nama lengkapnya itu Calvin Elsetia Asthabrata. Maha Suci Allah dengan segala firman-Nya. Ternyata udah disebutin dari awal dan emang aku setiap harinya dengernya ya sering dipanggil maba Calvin sama dantonku. Dan emang aku denger tiap harinya maba Calvin.

Jujur sih waktu itu aku gemes banget. Liat fotonya si Astha lama-lama ya gemes juga. Udah nyarinya dia itu susah banget, nama di nametag dia sama nama depannya beda lagi. Kenapa di nametagnya nggak CALVIN aja gitu lho tulisannya daripada nyusahin –ngeluh teroosss, nggak ngerasa apa kalau ternyata orangnya adalah rejeki terindah lo sekarang, Sin. Hahaha-. Terus waktu itu si Ivana ikut lihat fotonya si Astha itu. Dia sih kayanya bilang kalau dia pernah tau orang yang di foto. Terus fotonya Astha dipegang sama Ivana. Terus tiba-tiba si Ivana ini mau ngantongin fotonya si Astha ini pas semua maba diinstruksiin buat berdiri.

Aku nggak tau kenapa tiba-tiba aku minta kembali itu fotonya si Astha dari temenku Ivana. Ya aku pengen ngembaliin aja ke yang punya gitu. Soalnya itu awalnya dibawa sama Gio kan terus dikasihin ke aku. Ya aku tanggung jawab aja mau ngembaliin. Aku rebut aja itu foto dari si Ivana. Waktu pada berdiri kan barisannya disuruh benahin kan, yang laki-laki depan yang perempuan belakang. Yaudah habis aku berdiri aku maju ke barisan depan. Pikirku mungkin aja si Astha ini udah berangkat dan udah di barisan depan. Aku lari lagi itu sambil teriak “Astha mana Astha?” Dijawab lagi dengan jawaban yang sama “Nggak ada, di belakang mungkin dia telat.” Dan aku ke barisan belakang lagi buat memastikan sekali lagi “Astha mana Astha?” Jawabannya sama juga “Nggak ada, udah di depan mungkin.” Dan akhirnya aku putus asa –ya sebenernya nggak putus asa sih, tapi ya mau gimana lagi orangnya aja dicari nggak ada, daripada ntar bikin pikiran hahaha-, fotonya itu aku kembalikan ke Gio. Gio awalnya mlongo gitu waktu aku kasih fotonya Astha. Ya aku pesen ke dia “Ini Gi, ntar kasihin Astha kalau dia udah berangkat.” Si Gio ini masih aja mlongo bingung gitu sambil ngliatin aku balik lagi ke barisanku.

Dan hari itu hari terakhir LDK. Dibuat lomba adu yel-yel kompi, lomba PBB, dan nyanyi-nyanyi gitu. Dan akhirnya kompiku menang semuanya alhamdulillah. Kesan LDK emang asyik banget sih. Diakhiri dengan foto-foto bareng danton-danton. Terus ada yang selfie-selfie setelah selama LDK berlangsung sama sekali nggak dibolehin megang hp selama kegiatan. Terus sampai diusir juga semua maba harus pulang dan lapangan hijau kampus harus kosong. Dan selesai cerita LDK nya.

Sepulang dari LDK aku siap-siap prepare buat pulang ke rumah. Udah nggak sabar mau ketemu mama –fyi, aku udah jadi anak yatim sejak aku kelas 12 SMA dan sekarang aku cuman tinggal sama mama doang- dan bener-bener pengen balik rumah yang udaranya adem nggak kaya udara di kampusku.

28 Agustus 2016

Hari Minggu pagi aku udah sampai rumah. Dan waktu perjalanan pulang aku sempetin beli paketan soalnya aku udah kangen pengen mainan sosial media. Sesampai aku di rumah aku disambut mama, embah dan bulik. Dan mereka kaget dan sempet nangis gitu gara-gara lihat aku yang item banget kulitnya. Mukaku udah belang banget warnanya antara yang aku jilbabin sama yang enggak. Pipiku sampai ditepuk-tepuk gitu sambil bilang “Ya Allah anakku diapain aja ini di kampus bisa jadi item gini.” Ya aku cuman bilang dan jawab “Namanya juga LDK, Ma. Semi militer gitu, kaya tentara-tentara dididik dipanas-panasin juga dari hari Senin.” Dan mama terus melihat wajahku yang udah usang bak pendidikan tentara beneran.

Habis itu aku buka hpku di kamar dan mulai buka aplikasi chat LINE aku. Ya Allah baru aku tinggal off beberapa hari chatku udah 5000an coba. Dan yang paling rame itu emang grup pletonku. Di dalam hati aku batin, ini yang dibahas apa aja coba? –fyi, sekarang chat grup pletonku nggak sengaja keendchat dan itu aku nyesel kok bisa keendchat sendiri- sampai banyak banget. Aku skip-skip gitu bacanya, nggak semua aku baca soalnya bakal nggak kuat kalau baca ribuan chat grup kaya gitu. Dan hari Minggu itu lagi pada bahas malem harinya mau pada makan-makan penutupan LDK gitu sama dantonku. Tempatnya di area kampus, waktunya habis maghrib kalau nggak salah –lupa juga aku- di grup itu pada bahasnya.

Ya siang itu aku ikutan nimbrung di grup. Ada yang pada setuju, ada yang tinggal nurut aja, dan ada yang emang berhalangan dateng. Waktu itu yang sangat antusias banget ya temenku si Sita. Dia bersedia booking tempat dan pesanin makanan gitu. Sebenarnya hari itu ujan deres banget, itu hari Minggu. Dan aku mau nggak mau harus ke kos kan. Selain mau makan-makan sama anak pleton itu aku juga harus buat nametag yang harus dibawa waktu hari Senin buat WaRNA. Ujannya mulai sorean gitu dari habis ashar. Ya aku dari rumah terpaksa ujan-ujan aja daripada aku ke kosnya nggak cukup buat ikutan makan-makan.

Dari sebelum ashar aku udah preparein barang-barang aku yang bakal aku bawa ke kos. Se-tas gede gitu barang-barangku. Habis itu aku mandi terus sholat ashar. Pamit ke keluarga. Sebenarnya mereka masih kangen gitu sama aku ya tapi aku emang harus ke kos soalnya aku juga belum ngelengkapin atribut WaRNA aku. Dengan berat hati mereka mengikhlaskanku berangkat. Dan tak lupa juga mereka memberiku uang jajan hahaha alhamdulillah walaupun sore itu ujan juga.

Waktu sampai kos ujan udah agak reda gitu seingetku. Aku sampai kamar kos beres-beresin barangku terus habis itu aku sholat maghrib. Dan di grup pleton udah pada heboh gitu udah pada mau otw makan-makan. Yaudah sih aku habis sholat itu siap-siap pakai jilbab, ambil tas, ambil kunci motor terus turun ke parkiran dan berangkat.

Waktu udah sampai tempat makan habis aku selesai parkir aku langsung masuk dan nemuin temen-temen pleton aku. Aku waktu itu langsung deketin si Sita. Habis itu aku pesen makanan biar didata sama Sita. Waktu itu sambil ngobrol-ngobrol gitu sama temen-temen. Ada yang selfie juga, ada yang nonton tv di tempat makan itu, ada yang becandaan ketawa-ketawa. Dan aku baru sadar kalau waktu itu anak pleton nggak lengkap. Si Sita yang bilang. Soalnya jumlah yang mesen makanan cuman sekitar separo dari jumlah anak pleton. Tapi waktu itu dantonku dateng terus duduknya sampingan sama aku. Mungkin gara-gara aku memiliki kesamaan sama dantonku soal lesung pipit hahaha. Jadinya aku agak deketan akrab gitu sama dia.

Habis semua pesenan udah jadi dan udah dateng. Terus semuanya makan. Dan nggak lama kemudian dantonku pamit duluan soalnya katanya dia ada urusan menwa gitu kumpul di mako–markas komando-nya. Dan yang lain masih pada selfie gitu kebanyakan. Sama yang aku inget waktu itu lagi pada bahas wakaprovku yang ganteng dan imut itu. Ternyata banyak banget yang perempuan pada ngefans gitu sama wakaprov dan sampai tergila-gila sama dia.

Ada sedikit cerita waktu di tempat makan aku sempet salah manggil temen laki aku. Aslinya aku mau manggil temenku yang namanya Royan dan aku malah salah manggil jadi Shoqi. Waktu di barisan pleton Royan barisnya di sekitar depanku sama si Shoqi. Jadinya aku agak lupa gitu bedain mereka berdua. Padahal yang satu kacamata dan yang satu enggak. Ya sama-sama agak nggak tinggi aja badan mereka jadinya aku jadi salah manggil.

Royan duduk di sebelah kiri aku dia duduk di depan deketan TV tempat makan, sedangkan Shoqi di sebelah kanan aku lagi ngobrol sama Bangkit dan yang lainnya. Dengan PDnya aku pengen minta tolong buat ganti acara TVnya “Qi Shoqi, Qi Shoqi, Qi Shoqi”. Dan dia itu malah diem aja, dan malah ngliatin aku sinis gitu. Dan aku baru sadar kalau aku salah manggil habis dia bilang “Shoqi?” Aku agak malu waktu itu sih. Terus aku nengok ke sebelah kanan aku dan baru sadar kalau di Shoqi ada di kananku. Ya aku ralat waktu itu. “Eh salah, Royan tolong ganti dong acara TVnya”. Hahaha dasar pikun. Mentang-mentang nametag udah pada dilepas nggak pada dipakai lagi. Lupa kan akhirnya nama temen-temennya.

Aku bisa pastikan kalau selama selesai LDK itu grup selalu rame dan disetiap saatnya pasti ada aja yang dibahas. Kaya bahas hal yang lucu-lucu selama LDK, bahas cerita-cerita yang kadang nggak bermutu juga, kadang saling berbagi postingan lucu, terkadang saling kirim gambar-gambar lucu juga. Terus kadang waktu LDK selesai pun satu pleton ada yang belum kenal. Dan fyi, yang sering keluar di grup pleton cuman orang-orang tertentu aja. Dan bisa dipastiin yang sering muncul itu orang yang suwung, nggak ada kerjaan alias pengangguran. Ya paling orang-orang itu aja.

Kadang chat-chatan di grup tiap hari, guyonan, saling bikin ketawa dan lain lain itu bukan berarti kita saling kenal satu sama lain gitu. Sering manggil nama di grup tapi kenyataannya ya nggak tau orangnya. Ya tinggal diasyikin aja, kadang saling ngejek juga. Terutama kalau yang laki-laki pada keluar semua yang dibahas hal-hal yang tabu yang menjurus ke hal sara dan ngomongin cewek cantik. Bisa dipastikan yang laki-laki sangat antusias. Yang perempuan ya paling cuman ngikutin sambil ketawa-ketawa. Hampir tiap saat grup pleton nggak pernah sepi dan hampir tiap saat itu juga bikin ketawa terus. Aku sempet heran, kapan grup itu sepi.

Sebenarnya aku termasuk orang yang jarang keluar grup. Tapi gara-gara temen aku yang namanya Bangkit. Dia sering manggil aku suruh gabung ngrusuhin grup. Padahal emang sebenarnya aku orangnya nggak fast respon aja kalau buka grup gitu. Lebih suka jadi silent reader. Tapi ya gimana lagi. Sekali keluar di grup nggak bakal bisa kepause akunya. Dan jujur aku jadi ketagihan keluar grup terus dan bikin onar. Dari bangun tidur sampai tengah malam pasti aku ikutan nimbrung. Ya sesekali aku tinggal buat mandi makan tidur juga sih. Yang aku inget aku itu sukanya ngejar-ngejar orang buat tidur gitu kalau udah malem. Ya sekitar jam 22-24 segitu lah. Dan paling cerewet pokoknya, dengan ancaman kalau sampai ada yang masih bales sehabis aku kasih peringatan orang itu bakal aku kick dari grup hahaha. Jahat dikit nggak apa-apa kan demi kebaikan.

11 September 2016

Seperti biasa grup udah rame banget dari pagi. Seingetku pas hari itu lagi bahas hal yang lucu sampai bikin yang ada di grup pada ketawa semua. Sampai ada yang ngeluarin kata-kata kotor gitu. Itu berlangsung sampai sore dan waktu maghrib pun kadang ada yang masih pada nimbrung gitu. Waktu sekitar sholat isya kan lagi asyik-asyiknya lagi rame-ramenya pada nimbrung grup gitu, jam 18.53 tiba-tiba temen pletonku yang namanya Kuntadi ngirim chat di grup isinya gini, “Sintya ,Calvin ,Bangkit , sama laine yang pingin chat mungkin mending bikin grub lagi wkwk”. Buset dalem hati aku, ternyata ada yang ngerasa terganggu sama ramenya grup pleton ini. Ya kenapa nggak dimute gitu grupnya, kan nggak bikin brisik. Ya tapi terserah dia lah hak asasi dia juga sih kalau emang ngerasa terganggu gitu. Ya tapi kenapa nama yang pertama yang disebut aku gitu, padahal masih ada yang paling cerewet lagi. Ya mungkin gara-gara aku sering dipanggil sama temen-temenku gitu kali sih.

Waktu itu juga aku chatan itu sama si Bangkit. Nah aku bikinin note aja di LINE pcku sama Bangkit. Kata-katanya di Kuntadi tadi aku copy terus aku pastein di noteku sama dia. Soalnya yang disebut sama Kuntadi yang paling terang namaku, Calvin, dan Bangkit. Yaudah buat seru-seruan aja aku buat note gitu aku kirimin si Bangkit waktu jam 19.21. Terus aku pcan gitu sama Bangkit sambil ngomongin Kuntadi dan pesen sama si Bangkit buat nahan jempolnya kalau waktu keluar di grup pleton. Habis si Kuntadi bilang gitu grup malah jadi agak sepi gitu habis itu. Aku mikir apa pada takut sama Kuntadi, tapi ya bodo amat aku pcan sama si Bangkit malah ketawa-ketawa.

Sambil chatan sama Bangkit sama grup pleton tiba-tiba aku mikir juga mau bikin note sama si Astha. Jujur, selama aku chat di grup dan kadang manggil namanya Astha –eh pernah nggak ya sih aku lupa soalnya, kayanya sih nggak pernah- dan Astha chatan tiap hari muncul di grup pun sebenarnya dia nggak kenal aku sama sekali. Aku tau dia aja ya dari foto tak terduga waktu itu. Ya terus habis itu pokoknya aku nggak tau kok bisa PD banget paste kata-katanya Kuntadi di room noteku sama si Astha. Waktu itu jam 19.30 aku kirim note itu ke Astha.

Nah itu dia awal cerita pertama kali kita chating hahaha. Kayanya sih bakal jadi tanggal bersejarah buat aku. Ya emang sih kenyataannya. Sintya-lah yang mulai awal chat tersebut kami berdua. Dan nggak nyangka aja sih bisa chating sama dia sampai sekarang hahaha –soof, aku ingin sekali tertawa ngetik ini- geli banget serius. Bakal kesambung di postingan blogku berikutnya. See ya.

September 11, 2016